27 April 2018
Singapura, 27 April 2018 – Negara-negara anggota ASEAN menegaskan kembali komitmennya untuk
memperkuat pengembangan niaga elektronik (e-commerce).
Penegasan komitmen tersebut merupakan salah satu agenda utama Pertemuan Menteri
Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community Council (AECC) sebagai rangkaian Konferensi Tingkat
Tinggi ASEAN (ASEAN Summit) ke-32 kemarin, Kamis (26/4) di Singapura.
"Dalam pertemuannya
yang ke-16, para Menteri AECC sepakat bahwa ekonomi digital dan niaga elektronik merupakan bagian penting
dari masa depan perekonomian ASEAN," jelas Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita
yang memimpin Delegasi Indonesia pada pertemuan ini selaku Alternate Ketua AECC Indonesia, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.
Untuk itu, seluruh negara anggota ASEAN sepakat
bahwa ASEAN perlu segera memiliki perjanjian tentang pengaturan perdagangan
elektronik tersebut. Namun, dalam rangka pengembangannya, Mendag menegaskan
bahwa Pemerintah harus tetap menjaga agar tercipta kesetaraan dan persaingan
yang sehat antara perdagangan secara elektronik dan secara konvensional. Dengan
demikian, perlakuan
pengenaan bea masuk atas barang yang diperdagangkan melalui transmisi
elektronik dan konvensional, harus kurang-lebih sama.
“Dalam pertemuan dengan
para Menteri AECC, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mengembangkan ekonomi
digital dan niaga elektronik di dalam negeri sejalan dengan apa yang sedang
dikembangkan di ASEAN, namun harus tetap menjaga kesetaraan dan persaingan yang
sehat bagi para pelaku yang melakukan perdagangan melalui transmisi elektronik
dan konvensional di masa kini dan mendatang,” tegas Mendag seusai pertemuan.
Selain membahas isu niaga elektronik, para Menteri AECC
juga membahas
penyelesaian perundingan jasa dan implementasi rencana induk konektivitas ASEAN
(Master Plan on ASEAN Connectivity/MPAC).
“ASEAN menyadari bahwa konektivitas dan
literasi digital hingga kini masih menjadi masalah utama. Indonesia mendorong
ASEAN untuk bersama-sama membangun konektivitas digital bagi niaga elektronik dan perdagangan jasa
untuk memenangkan persaingan di era Revolusi Industri keempat yang sedang
bergulir saat ini,” tambah Mendag.
Saat ini, Indonesia sedang melakukan penguatan
ekonomi di dalam negeri, termasuk melalui berbagi paket kebijakan ekonomi,
pengembangan infrastruktur yang mendukung peningkatan konektivitas
antarwilayah, dan pengembangan digitalisasi ekonomi dan birokrasi.
Pemerintah juga telah meluncurkan “Making
Indonesia 4.0”, suatu peta jalan yang diinisiasi Kementerian Perindustrian,
mengenai strategi Indonesia dalam memasuki era Revolusi Industri keempat.
Insentif fiskal, kemudahan perizinan usaha secara elektronik, dan pendidikan
vokasi menjadi bagian peta jalan yang memanfaatkan kemajuan teknologi bagi
kesejahteraan masyarakat.
“ASEAN telah
menghasilkan kemajuan penting untuk menyelesaikan ASEAN Framework on Services
Paket ke-10, ASEAN Trade in Service Agreement (ATISA), ASEAN Agreement on
Electronic Commerce, dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)
pada tahun ini,” pungkas Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan
Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo.
Para Menteri
AECC juga sepakat agar ASEAN mempertimbangkan kerja sama perdagangan dengan
mitra-mitra potensial, namun menekankan pentingnya penyelesaian perundingan
perdagangan terlebih dahulu yang saat ini sedang berjalan. Para menteri juga mendukung
pengurangan gap tingkat pembangunan sebagai prioritas utama.
Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Gedung Utama lantai 8. Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110, +62 23 528600 Ext. 36900 Fax. (021) 23528610
Copyright 2017