28 April 2018
Singapura, 28 April 2018 – Indonesia, Malaysia dan Thailand berkomitmen untuk fokus meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
kerja sama konektivitas dan infrastruktur di daerah perbatasan. Kesepakatan
tersebut dibahas pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indonesia Malaysia
Thailand – Growth Triangle (IMT-GT) ke-11 hari ini, Sabtu (28/4) di Singapura.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita yang hadir mendampingi Presiden
RI menyampaikan kembali pesan Kepala Negara yang menegaskan bahwa
negara anggota harus berperan aktif dan berkontribusi nyata dalam meningkatkan perdagangan
dalam IMT-GT.
“Presiden
mengajak semua warga Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan kerja sama IMT-GT ini
menjadi kerja sama yang lebih inovatif dan kompetitif agar dapat memberikan
manfaat konkrit bagi masyarakat kita terutama 10 Propinsi yang masuk
dalam kawasan IMT-GT, terlebih lagi bagi masyarakat yang berada di daerah
perbatasan Malaysia dan Thailand” imbuh Mendag.
IMT-GT merupakan kerja sama sub
regional antara Indonesia, Malaysia dan Thailand di bidang ekonomi yang
melibatkan seluruh propinsi di Sumatera, 8 propinsi di Malaysia dan 14 propinsi
di Thailand. Kerja sama ini diharapkan berperan dalam meningkatkan perekonomian
di kawasan, dan berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah di
tiga Negara dan bahkan ASEAN secara keseluruhan.
“Dukungan dan kerja sama yang baik antara pelaku usaha,
pemerintah daerah dan pusat, serta masyarakat sekitar sangat diperlukan
terutama dalam menyusun dan melaksanakan proyek untuk mewujudkan wilayah Sub
Regional yang berdaya saing, terutama di era ekonomi yang semakin mengglobal” ujar Enggar.
Menandai
peringatan hari jadi ke-25, Kepala Negara IMT-GT mencatat dan
mengapresiasi capaian ekonomi yang diraih. Selama periode 2016, pertumbuhan ekonomi
32 Provinsi IMT-GT mencapai 4,4% mendekati pertumbuhan ekonomi ASEAN yang
mencapai 4,8%, dengan GDP per kapita penduduk di wilayah IMT-GT, sebesar USD 14.557,
mengalami peningkatan sebesar 26,5% dibandingkan GDP tahun 2011 yakni USD
11.508. Capaian lain yang cukup signifikan adalah pertumbuhan infrastruktur
yang menghubungkan ketiga kawasan IMT-GT khususnya konektivitas udara, dari
yang tadinya hanya 9 bandara internasional di tahun 1995, diproyeksikan tumbuh
menjadi 28 bandara internasional pada tahun 2018. Konektivitas laut khusus
untuk menghubungkan Indonesia (Sumatera) dengan Malaysia yang sudah sejak lama
dicanangkan, yaitu jalur pelayaran untuk Ro-Ro Dumai – Melaka, disepakati
akan mulai beroperasi tahun 2019.
Ketiga Kepala Negara menegaskan
kembali komitmennya untuk memperkuat daya saing wilayah IMT-GT dengan mengimplementasikan
38 proyek pembangunan infrastruktur konektivitas (Physical Connectivity Projects) senilai USD 47 Miliar, di dalamnya
termasuk pembangunan dan perbaikan konstruksi jalan, jembatan, pelabuhan laut,
bandara, fasilitas kepabeanan, serta infrastruktur Information Communication Technology (ICT). Diharapkan perbaikan
tersebut dapat meningkatkan jaringan produksi dan memastikan lancarnya arus
barang, jasa, dan penumpang di kawasan IMT-GT.
“Dengan tersedianya infrastruktur yang melancarkan konektivitas di kawasan
IMT-GT, diharapkan ketiga Negara mampu meningkatkan daya guna dan nilai tambah
dari sumber daya alam yang khususnya di bidang agro-industri seperti kelapa
sawit dan karet, sehingga wilayah IMT-GT dapat dikembangkan menjadi sub
regional production base untuk komoditi pertanian tersebut” imbuh Direktur
Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman
Pambagyo.
Sebelum menutup pertemuan,
Kepala Negara mendorong partisipasi aktif dari pelaku usaha dan UMKM dalam
kegiatan the 4th BIMP-EAGA and IMT-GT Trade Expo yang akan dilaksanakan bulan
Juli yang akan datang di Thailand.
Kegiatan yang dilakukan tiap 2 (dua) tahun sekali secara bergiliran ini
diharapkan dapat meningkatkan minat sektor swasta untuk meningkatkan
perdagangan diantara sesama wilayah IMT-GT dan juga ke pasar internasional.
Sekilas IMT-GT
Kerja sama yang dibentuk pada Pertemuan Tingkat
Menteri IMT-GT ke-1, tanggal 20 Juli 1993, bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di daerah perbatasan. Anggota IMT-GT
terdiri dari 32 provinsi yang tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. 10
provinsi di Pulau Sumatera yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Bangka-Belitung, dan Lampung merupakan bagian dari IMT-GT Indonesia.
Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Gedung Utama lantai 8. Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110, +62 23 528600 Ext. 36900 Fax. (021) 23528610
Copyright 2017