Severity: Notice
Message: Undefined offset: 0
Filename: controllers/Page.php
Line Number: 361
Backtrace:
File: /var/www/html/application/controllers/Page.php
Line: 361
Function: _error_handler
File: /var/www/html/index.php
Line: 315
Function: require_once
G-20
![]() |
PENGANTAR
G20 merupakan the premier forum for international economic cooperation, yang
terdiri dari 20 negara – negara dengan Gross
Domestic Product (GDP) terbesar untuk mencari cara menghadapi berbagai
tantangan utama ekonomi dunia, melalui dialog dan kebijakan politik para
pemimpinnya. G20 memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili 85
persen GDP dunia, 75 persen perdagangan
global, dan dua-per-tiga penduduk dunia bermukim di negara-negara G20.
Dengan kekuatan dan indikator-indikator
ekonomi yang dimiliki oleh negara-negara anggota, G20 memiliki modalitas yang
kuat sebagai main driver kerja sama
ekonomi dunia serta pengaruh yang besar bagi pengelolaan perekonomian global
dan sistem finansial.
Hingga akhir tahun 2017, G20 telah mengadakan dua belas kali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), yaitu pertemuan tingkat Kepala
Negara/Pemerintahan (G20 Leaders). Pada tahun 2017,
KTT diselenggarakan di Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok, pada tanggal 4-5
September 2017 dan dihadiri seluruh kepala negara/kepala pemerintahan anggota
G20. Dalam dua hari pertemuan di Hangzhou, para Leader mencapai
berbagai kesepakatan, diantaranya komitmen untuk terus meningkatkan PDB negara-negara G20 yang akan menciptakan lebih banyak
lapangan pekerjaan, serta mendorong proses investasi yang lebih baik.
Dengan target pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi pada tahun 2017 dan diharapkan terus meningkat dalam tahun-tahun
berikutnya, maka sangat penting bagi Indonesia untuk mengoptimalkan
keanggotaannya di G20. Karakter ekonomi Indonesia yang terbuka akan sangat
dipengaruhi oleh situasi ekonomi global yang merupakan area kerjasama G20.
Interaksi yang kuat dengan para pemain ekonomi utama, akan membuat Indonesia
semakin memahami dan dapat meramalkan situasi ekonomi dunia ke depan, dan
sebaliknya negara-negara mitra tersebut juga akan memahami prioritas dan
kondisi ekonomi Indonesia.
Secara khusus, G20 juga mendorong
peningkatan investasi infrastruktur di negara-negara berkembang melalui
penambahan akses terhadap pembiayaan dan penciptaan proyek-proyek yang bankable. Hal ini merupakan kebijakan yang sangat
penting dan berpengaruh kepada Indonesia.
Kementerian Perdagangan selaku focal
point Trade and Investment Working Group (TIWG) G20 telah berpartisipasi aktif
dalam Pertemuan TIWG. TIWG dibentuk sejak Presidensi RRT (2016) untuk
melaksanakan amanat Deklarasi KTT G20 di Antalya, Turki (2015) guna lebih
mendorong kontribusi perdagangan dan investasi bagi pertumbuhan ekonomi global.
PERKEMBANGAN ISU SEKTOR PERDAGANGAN DI G20
TAHUN 2017
Presidensi Jerman memiliki tiga agenda
prioritas kerja sama G20 tahun 2017 di bidang perdagangan dan investasi, yaitu:
(i) Supporting the Multilateral
Trading System; (ii) Investment Facilitation; dan (iii) Digital Trade. Isu-isu tersebut dibahas pada Trade and Investment
Working Group (TIWG).
Inti komitmen
G20 pada isu perdagangan adalah pengendalian terhadap proteksionisme. Beberapa
butir komitmen G20 yang disepakati terkait isu perdagangan dan investasi sebagai
berikut.
1)
Mendukung ekonomi yang terbuka dan adil serta
terus mengendalikan segala bentuk proteksionisme.
2)
Menggarisbawahi peran sistem perdagangan
multilateral yang berbasis aturan (rule-based) di WTO. Bekerja sama untuk
kesuksesan KTM ke-11 WTO dan memperkuat WTO dengan memperbaiki fungsinya,
termasuk mekanisme penyelesaian sengketa dan monitoring.
3)
Memastikan perjanjian perdagangan bilateral,
regional dan plurilateral tetap konsisten dengan ketentuan WTO.
4)
Memastikan agar globalisasi dapat dimanfaatkan
secara luas oleh masyarakat salah satunya yakni dengan cara memberikan dukungan
kebijakan nasional (adjustment)
seperti pendidikan, ketenagakerjaan dan infrastruktur.
5)
Adanya growing
consensus perlunya penyusunan paket kebijakan fasilitasi investasi yang
dapat menjadi pedoman konkrit pembuat kebijakan untuk membantu pemulihan
kinerja arus investasi global.
6)
Mendukung upaya mengatasi excess capacity produksi baja dunia melalui penghapusan upaya
distorsi pasar oleh pemerintah (subsidi). Mendukung kerja Global Forum on Steel
Excess Capacity (GFSEC) dalam
menghasilkan solusi secara kolektif dan efektif mengatasi permasalahan ini.
G20 ARGENTINA 2018
Sejalan
dengan tingginya perhatian global terhadap kesinambungan dan inklusivitas
pertumbuhan ekonomi, G20 di bawah Presidensi Argentina akan mengusung tema
utama mengenai Future of Work dan
Infrastructure. Dua area tematik di bidang perdagangan, yakni:
a.
Food and
Agricultural Global Value Chains. Fokus pembahasan akan menyoroti
gap dan tantangan yang dihadapi
negara berkembang dalam meningkatkan partisipasi dan mendapatkan manfaat dari
rantai nilai global di sektor pangan dan pertanian sebagai bagian dari perdagangan
internasional khususnya bagi UMKM.
Beberapa isu yang akan
didiskusikan oleh G20 antara lain: pola perdagangan dan investasi produk pangan
dalam GVC; peningkatan nilai tambah produk pangan di tingkat kawasan dan
global; hubungan antara pertanian dan teknologi ICT; peran sektor jasa dalam
industri GVC pangan; tantangan UMKM dalam partisipasi GVC; dan pemberdayaan
perempuan di sektor pangan dan GVC.
b.
4th
Industrial Revolution. Revolusi ekonomi yang ditandai dengan makin besarnya porsi digital yang
akan menggantikan peran manusia. Sementara revolusi industri dapat memberikan
peluang peningkatan kinerja perdagangan dan invesatsi, revolusi industri juga
dapat menyebabkan ketimpangan di Indonesia semakin besar. UKM
memerlukan dukungan dalam mengadopsi teknologi dan model bisnis baru.
Beberapa isu yang dapat
dieksplorasi G20 terkait revolusi industri keempat antara lain: dampak revolusi
industri keempat terhadap arus perdagangan dan investasi; gap kapasitas
teknologi negara berkembang; pengaruh revolusi industri keempat bagi
paritisipasi UMKM dalam perdagangan internasional; dan aspek gender.
Presidensi
Argentina menyusun agenda G20 yang sarat dengan muatan kepentingan negara berkembang. Untuk itu,
partisipasi aktif Kementerian Perdagangan diperlukan dalam melakukan
konsolidasi dan koordinasi yang intensif dengan kementerian dan lembaga terkait
untuk menghadapi perundingan G20 ke depan agar sesuai dengan kepentingan
nasional.
---o0o---
Jakarta, Januari
2018
Direktorat Perundingan
APEC dan Organisasi Internasional
Ditjen Perundingan
Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Gedung Utama lantai 8. Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110, +62 23 528600 Ext. 36900 Fax. (021) 23528610
Copyright 2017