INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA)
LATAR
BELAKANG
Indian Ocean Rim Association (IORA) merupakan organisasi intra-kawasan di Samudra
Hindia yang berdiri pada bulan Maret 1997 di Mauritius. IORA beranggotakan 21
negara yaitu: Australia,
Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar,
Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Somalia,
Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman; serta 7 mitra wicara, yaitu: Amerika
Serikat, Inggris, Jepang, Mesir, Prancis, Tiongkok dan Jerman.
IORA memiliki tiga working
groups yang sifatnya permanen, yaitu: Indian
Ocean
Rim Academic Group/IORAG yang mewakili kelompok akademisi, Indian
Ocean Rim
Business
Forum/IORBF
yang mewakili kelompok pelaku usaha, dan Working Group on Trade and Investment/WGTI yang
mewakili kelompok pemerintah. Ketiga Working
Groups tersebut bertemu setiap tahun dan menuangkan berbagai proyek dan
kebijakan di bidang masing-masing dan menyampaikan rekomendasi kepada Committee of Senior Officials (CSO). WGTI membahas enam bidang prioritas yaitu: maritime safety and security; trade and
investment facilitation; fisheries management; disaster preparedness; academic,
science and technology cooperation; and tourism and cultural exchange. Sementara
itu, pada pertemuan 13th
Council of Ministers IORA, di Perth, Australia peningkatan kerja sama di
bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan telah dimasukkan pula
sebagai isu lintas prioritas (cross-cutting
issue).
Indonesia telah secara resmi menjadi Ketua IORA untuk
periode 2015 – 2017 pada the 15th
IORA Council of Ministers Meeting. Tema keketuaan Indonesia di IORA adalah
“Strengthening Maritime Cooperation in a
Peaceful and Stable Indian Ocean.” Gagasan dan prakarsa strategis Indonesia
pada masa keketuaannya yang telah disetujui: (i) membentuk IORA Concord sebagai outcome
strategis 20 tahun IORA; dan (ii) penyelenggaraan KTT IORA (one-off) pada Maret 2017.
Keketuaan Indonesia
di IORA merupakan momentum untuk semakin mengukuhkan peran Indonesia sebagai
negara maritim yang bermartabat dan berpengaruh di kawasan. Indonesia
berpeluang untuk mengoptimalkan keketuaan tersebut guna memetik manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional. Keketuaan Indonesia di IORA juga
sejalan dengan visi-misi Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia (global maritime fulcrum). Keketuaan
Indonesia di IORA merupakan implementasi dari visi dan misi tersebut.
MANFAAT
Di bidang perdagangan,
IORA memiliki peranan sentral, salah satunya, sebagai upaya alternatif penetrasi produk Indonesia ke
pasar non-tradisional. Kontribusi volume perdagangan antar negara IORA (96%)
dipengaruhi oleh 6 negara utama, yaitu Singapura,
Malaysia, India, Indonesia, Australia dan Afrika Selatan. Volume perdagangan
ini dapat terus digenjot melalui serangkaian kebijakan, antara lain asosiasi
perdagangan (diperkirakan meningkat 22%), Preferential
Trade Agreement (PTA) (diperkirakan meningkat 11%) dan peningkatan skala
ekonomi (diperkirakan meningkat 11%).
PENUTUP
Sebagai bentuk kontribusi Indonesia pada masa keketuaan di IORA,
Kementerian Perdagangan telaah membangun IORA Web
Trade Repository (iora-tr.org). IORA Web Trade Repository merupakan portal yang memuat informasi mengenai perdagangan, antara lain: tariff nomenclature, MFN Tariff, rules of origin, non-tariff measures,
national trade and customs laws, procedures and documentary requirements for
export and import dan data dukung lainnya yang diperlukan.
Diharapkan, dengan
terwujudnya IORA Web TR, maka negara anggota akan memperoleh manfaat atas
informasi terkait perdagangan di masing-masing negara. Dengan demikian,
kebijakan perdagangan di masing-masing negara anggota dapat lebih terinformasi
dengan baik, sehingga memudahkan negara anggota dalam melakukan kegiatan
perdagangan intra IORA. Pembangunan IORA Web TR juga menjadi salah satu bentuk
kegiatan fasilitasi perdagangan yang dibangun Indonesia bagi negara anggota
IORA.
Direktorat
Perundingan APEC dan Organisasi Internasional
Direktorat
Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian
Perdagangan R.I.
Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Gedung Utama lantai 8. Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110, +62 23 528600 Ext. 36900 Fax. (021) 23528610
Copyright 2017